Pengalaman Umroh Dengan Anak Yang Baru Sakit
UMROH DENGAN AHZA YANG BARU SAKIT
Ada banyak hal yang terjadi sebelum keberangkatan. Jadwal yang mepet, rumah yang kemalingan, Vaksin yang telat, banyaknya jadwal Hamdi dan Ahza, juga Ahza yang sakit hingga harus masuk rumah sakit sampai waktu keberangkatan.
Ketika harus mengurus paspor dan vaksin, aku bingung mengambil waktu yang pas, karena bertepatan dengan try out Hamdi. Belum lagi Ahza yang demam dan tak kunjung sembuh hingga tak bisa ikut vaksin. Ditunggu hari berikutnya... berikutnya... berikutnya... tetap belum sembuh. Padahal sudah dua kali ke dokter, dua kali habis obatnya, juga sudah banyak minum vitamin.
Ketika lomba Marching Band pun Ahza sedang demam, panasnya mencapai 38,9 'c. Wajahnya mulai pucat, lemas, tapi tak mau menyerah.
Benar saja, leukosit Ahza rendah. Sedangkan trombosit masih normal walau sudah mendekati batas minimum apalagi jika dibandingkan dengan cek darah terakhir. Ada 3 jenis typus di tubuh Ahza (menurut dokter).
Ahza dirawat di Rumah sakit tepat 3 hari sebelum berangkat Umrah. Subhanallah, rasanya campur aduk sekali kala itu.
Alhamdulillah, sejak masuk infus dan antibiotik, Ahza sudah tidak demam lagi. Sepertinya Ahza memang butuh istirahat. Tubuhnya sangat butuh itu.
Alhamdulillah, sejak masuk infus dan antibiotik, Ahza sudah tidak demam lagi. Sepertinya Ahza memang butuh istirahat. Tubuhnya sangat butuh itu.
Hal yang paling berat adalah ketika akan memutuskan tetap berangkat atau tidak jadi berangkat umrah.
Akhirnya setelah melihat perkembangan kesehatan Ahza selama dua hari di rumah sakit, Ahza tidak lagi demam dan makannya selalu habis. Maka, kami memutuskan berangkat.
Tapi ini justru berat, beratnya adalah, dokter belum menyarankan pulang. Jika ingin pulang, kami harus membuat surat pernyataan. Bukan soal surat pernyataannya, tapi karena menurut dokter, Ahza harus istirahat total, karena setidaknya Ahza butuh minimal 4-5 botol antibiotik selama di rumah sakit. Sedangkan jarak waktu sampai berangkat, paling-paling hanya bisa masuk 4 botol antibiotik. Itupun kalau Ahza checkoutnya mundur di hari keberangkatan (masih bisa masuk antibiotik ke 4 pada jam 5 pagi).
Akhirnya kami putuskan Ahza tetap di RS sampai hari H sambil melihat perkembangannya lagi.
Syukurnya, ada ayahku yang semula datang ke Depok untuk melepas kami umrah, tapi akhirnya peran ayah lebih besar selama di rumah sakit. Beliau bisa mengantikanku sebentar sementara aku mengurus perlengkapan untuk berangkat.
Sehari sebelum berangkat, aku meminta banyak saran dari teman dan senior-seniorku. Tulus, mereka memberikan saran dan banyak doa untuk Ahza dan keluargaku. Mereka juga menganjurkanku untuk membeli kursi roda buat Ahza selama disana.
Mbak Ecy, temanku, yang juga ibunya teman Ahza, datang sore harinya membawa pakaian yang bisa aku pakai shalat fardhu di Mesjid. Mungkin Mbak Ecy tau persiapanku belum banyak, karena masih mengurus Ahza yang sakit.
Mbak Indah Kusman, temanku juga, menelfonku, memberikan banyak wejangan untuk perjalananku. Lalu aku ke rumahnya untuk mengambil air zam zam dan kurma untuk Ahza sebelum berangkat. Tidak hanya itu, tak lama sesampainya aku di rumah sakit, suami Mbak Indah pun sampai dengan membawa sebuah buku tuntunan umroh untuk kami dan bantal leher untuk Ahza di pesawat.
Masih berlanjut, suami Mbak Indah kembali pulang ke rumahnya mengambil botol semprotan wajah dan membeli masker untuk kami disana.
Masya Allah.
Mempunyai teman-teman seperti merekalah merupakan berkah yang besar buatku selama si Depok.
PAKET UMROH YANG SINGKAT (4-8 mei 2016)
Ahza Checkout jam 8 pagi, lalu kami langsung ke Bandara. Beberapa menit sekali aku cek panasnya. Alhamdulillah, tidak naik lagi. Kami berangkat berbekal doa, dari kami, keluarga, dan teman-teman.
Sesampainya di Madinah, Guide yang menemui rombongan kami mengatakan, "Ini adalah paket umroh tersingkat yang pernah dia bawa. Berhubung singkat, jadi jadwalnya padat, dan sedikit istirahat."
Kenapa ambil paket singkat? Padahal dari segi harga juga sama.
Kebetulan aku ikut rombongan tim unit kerja suami yang juga berumroh. Suami dibiayai kantor, kami bertiga dengan biaya sendiri. Berhubung dalam rombongan ini semuanya adalah teman kerja suami yang mana pekerjaan yang padat merayap masih menunggu di Jakarta, maka jadilah kami hanya mengambil perjalanan umroh singkat tanpa ada bonus jalan jalan atau istirahatnya.
Bagi kami, yang fardhu nya aja dulu. Ntar kalo ada lagi kesempatan dan rejeki umroh lagi, baru deh lanjut sambil jalan-jalan.
Alhamdulillah, selama disana Ahza tidak sakit. Ahza tetap bisa ikut thawaf, sa'i, shalat fardhu dan sunnah di Mesjid Nabawi dan Masjid Haram. Bahkan shalat Jumat di mesjid pun Ahza ikut.
Mengambil Miqot di Bir Ali, lanjut ke Mekkah dan tiba disana pukul 10.30 malam. Kami langsung makan dan melanjutkan rukun umrah. Walau sudah malam, Ahza tetap ikut. Hamdi apalagi. Bahkan kami dan Ahza baru menyelesaikan seluruh rukun pada pukul 02.00 dini hari.
Memang, Ahza sempat tidur di beberapa putaran Sa'i. Tapi dia tetap ikut menunggu subuh di Mesjid.
Memang, Ahza sempat tidur di beberapa putaran Sa'i. Tapi dia tetap ikut menunggu subuh di Mesjid.
Mengambil kesempatan menunggu Subuh, Ahza aku ambilkan air zam zam berkali-kali. Walau air yang aku ambil adalah air zam zam yang dingin, Alhamdulillah flu Ahza yang masih ada sebelum berangkat, tidak muncul selama disana.
Semuanya semangat, termasuk Ahza. Katanya, "Ahza merasa lebih sehat selama di Mekkah."
Semuanya semangat, termasuk Ahza. Katanya, "Ahza merasa lebih sehat selama di Mekkah."
Alhamdulillah, ini yang paling aku syukuri. Yaitu, Kami (terutama Ahza) tidak sakit selama disana dan sampai saat aku menulis ini, saat sudah kembali ke rumah.
Terima kasih untuk semua teman, kakak-kakak senior, dan Guru Hamdi dan Ahza, Kakak ipar, adik, dan kedua orang tua yang sudah mendoakan kelancaran ibadah kami.
Semoga ada kesempatan bisa mengulang kembali umroh bersama keluarga.
Semoga ada kesempatan bisa mengulang kembali umroh bersama keluarga.
28 Komentar
Alhamdulillah menuju baitullah dengan lancar, semoga kelak pembaca seperti saya kesampaian dengan izin Allah Subhanahu Wataala
BalasHapusSubhanallah, pengalaman yang luaaarr biasa Mba, kebayang banget bagaimana galaunya saat itu.
BalasHapusMemilih anak istrahat, atau tetap berangkat, Alhamdulillah ditunjukkan jalan yang terbaik, dan Alhamdulillah si cantik kuat dan sehat selama di sana.
Barokallah :)
Alhamdulilah
BalasHapusselalu ada kisah menarik umroh maupun ibadah haji saat anak anak masih kecil
bonus dari Allah ya mbak? Agar iman kita semakin kuat dan semakin bersyukur atas nikmatNya
Pasti jungkir-balik ya rasanya anak sakit pas udah diagendakan umrah. Alhamdulillah Allah memberikan yang terbaik.
BalasHapusMasya Allah semangat Ahza luar biasa untuk ke baitullah, alhamdulillah dilancarkan ya kak, jadinya bahagia dan sehat
BalasHapusMasya Allah. Alhamdulillah tetap berangkat semua ya mbak, benar2 ujian yang menurut aku saat itu pasti penuh rasa cemas, bingung, dan panik. Tapi tetap kuat dan bertekat untuk berangkat, dan akhirnya Allah mudahkan semuanya, anakmu sehat, sampai sekarang. Alhamdulillah.
BalasHapusiya mbak.. sehat adalah karunia yang harus disyukuri. dan ketika semua dilancarkan oleh Allah, senang betul rasanya.
HapusMasya Allah.
BalasHapusAhza hebat. Mwmang dengan niat dan doa dari keluarga dan teman teman yang baik, bisa memudahkan segala urusan.
Masya Allah.
Subhanallah Ahza anak pintar dan kuat ya. Baru keluar RS langsung menempuh perjalanan jauh, menuju negara yang iklimnya beda, melakukan serangkaian ibadah yang butuh stamina tubuh yang bagus.
BalasHapusanak soleh ya mbak,
Hapustekadnya membawa banyak berkah
untuk Ahza dan keluarga besar mbak Fida
aamiin ya Allah.. barakallah juga untuk ambu dan mbak nanik
HapusMasyaALLAH, aku merindiing dan haruu bgt bacanya mbaaa
BalasHapusmemang Umroh itu bukan traveling biasa.
semoga aku dan kluarga jg bisa umroh barenggg
Aamiin daku pun berharap demikian kak, semoga bisa umroh sebelum usia 40 tahun, aamiin
Hapusaamiin ya Allah
HapusMasya allah, perjuangan banget ya mbak. Hebat Ahza tetap kuat sampai tanah suci, semoga bisa merasakaj umrah juga suatu saat
BalasHapusAlhamdulillah dimudahkan segala urusan dan perjalanan. Yang penting niat ibadah dan mengajar anak tentang agama. InsyaAllah Allah meridhoi apa yang kita lakukan walaupun anak sedang sakit
BalasHapusAlhamdulillah, terlaksana juga niatnya. Ya kalo dipikir-pikir lagi ini bukan 'maksa' kok namanya. Ikhtiar sudah dilakukan dan Ahza-nya juga semangat mau berangkat. Ternyata dimudahkan oleh Allah. Masya Allah.
BalasHapusWah alhamdulillah ... semoga kelak dimudahkan juga jalanku ke sana bersama anak-anak, aamiin yaa Rabb.
BalasHapusalhamdulillah terlaksana juga niatnya untuk umroh, semoga dimudahkan jalannya untuk bisa kembali ke baitulloh, aamiin
BalasHapusAlhamdulillah, meski diselimuti keraguan awalnya. Akhirnya tetap bisa berangkat dengan formasi lengkap. Dan perjalanan umroh nya itu jadi sebuah cerita berkesan pada akhirnya
BalasHapuskatanya, memang tanah di baitullah itu adalah tanah yang bebas dari penyakit. makanya ketika unroh, Ahza tetap bisa ibadah dengan lancar, dan sudah tidak sakit lagi.
BalasHapusMasyaAllah mba sekeluarga umroh meski di kasih ujian sakit si kecil ya Mba. Aku pengen juga sekeluarga umroh, Do'akan ya Mba. Sehat selalu kita
BalasHapusaamiin ya Allah
HapusMasya Allah perjuangan umrohnya. Semoga bertambah berkah ibadahnya bunda dan sekeluarga. Anak bertambah sholeh dan sholehah. Semoga aku pun bisa ke tanah suci. Aamiin.
BalasHapusaaamiin ya Allah
Hapusaamiin... semoga bisa berangkat umroh lagi bareng-bareng
BalasHapusdan semoga pengelamannya lebih menyenangkan dan membahagiakan
aamiin
aamiin ya Allah
HapusSalah satu list keluarga saya nih, bisa umrah sekeluarga sak anak bungsu yg masih 3 tahunan ini, mudah2an pandemi segera berlalu agar niat baik kami bisa terealisasi, hiks.... Sehat selalu ya kak Ahza...
BalasHapus