Introduction Yang Random

Malu juga waktu melihat tanggal terakhir postinganku (September 2011), Ternyata 6 bulan terakhir blog ini sangat tidak produktif. Tapi, kalau aku bongkar-bongkar draft di office tablet ku, ternyata banyak juga tulisan iseng, ntah itu cerpen, curhatan biasa, bakal novel yang terduduk. Sayangnya tulisan-tulisan itu tidak aku publish di blog.

Membongkar kembali blog ini juga karena terdorong kembali dan iri sangat dengan beberapa teman yang masih aktif selalu membuat postingan di blog. Men-tag namaku, membuatku membaca tulisan-tulisan mereka, dan aku iri :(. Sebenarnya dalam sekian bulan di tahun ini, banyak hal yang bisa aku ceritakan disini. Mulai dari anak-anakku, ketika Hamdi demam panggung Oktober 2011 yang malah udah keduluan ditulis dalam blog inspirasinya Riza rahmi, lalu perjalanan kami ke kota pelajar Yogyakarta (laporan citizenku masuk dalam koran serambi), Hamdi yang tampil kembali untuk membaca puisi dalam acaranya Earth Hour WWF yang cuplikan videonya bisa dilihat disini, Ahza dan pengalaman pertamanya membaca dongeng di atas panggung, dan lain dan lain.


Hamdi, Puisi, dan Panggung

Pengalaman Hamdi demam panggung yang sudah ditulis oleh Riza rahmi, baiknya dibaca disana saja ya. Hanya ada perlu beberapa tambahan. Membaca puisi di bulan Oktober 2011 saat itu, sebenarnya adalah pengalam ketiga Hamdi tampil berpuisi diatas panggung. Namun dua pengalaman sebelumnya tak lah begitu ramai, karena hanya dalam acara launching buku emaknya di Banda Aceh (pertama), lalu launching penginapan dan pusat pelatihan milik atoknya di Medan (kedua). Untuk pengalaman kedua hamdi disuruh baca puisi lagi yang berbeda judul lalu di beri uang Rp50.000 oleh pamanku. Beliau ini memang pemerhati sastra dan budaya terutama melayu. Makanya waktu melihat salah cucunya berani membaca puisi kedepan, beliau ini kagum sekali. Sedangkan untuk pengalaman membaca puisi ke tiga ya seperti yang ditulis oleh Riza rahmi :)

Ini fotonya:




Beberapa bulan setelahnya, tepatnya dalam acara earth hournya WWF hamdi kembali membaca puisi di kantor walikota. Mungkin karena merasa menyesal dengan demam pangung yang lalu atau mungkin juga karena sudah pernah tampil di depan orang yang sangat ramai, kali ini Hamdi lebih berani dan santai. Sebelumnya, aku mengajak anak tetangga yang mau ikut membaca puisi bersama Hamdi malam itu. Berhubung hamdi tampil juga karena mewakili kelompok bercerita di lorong rumahku, maka harusnya ada seorang lagi yang berani tampil ke depan. Dan didapatlah seorang temannya yang kelas 6 SD bernama Citra (dipanggil kak Citra oleh Hamdi karena perbedaan umur yang jauh).

Di video ini ada cuplikan ketika hamdi baca puisi:


Ke empat bagi Hamdi, Pertama Kali Bagi Ahza 

Nah, kalo ini kejadiannya baru aja beberapa hari lalu, Hamdi dan Ahza sama-sama mengikuti lomba bercerita yang diadakan oleh FLP bekerja sama dengan pameran buku Hermes. Malam sebelumnya Ahza semangat sekali mencoba menghafal buku cerita yang baru dibelinya, berhubung berceritanya tak boleh membaca buku, maka Ahzapun ikut menghafal. Sulit? tentu saja, bagi anak yang baru akan memasuki umur 5 tahun, menghafal sebuah cerita agak sulit karena tertanam dalam kepalanya harus mengikuti kata-kata didalam buku (seperti menghafal surah pendek atau doa), sedagkan Hamdi tinggal membacakan kembali cerita yang pernah dia tau dan menceritakannya dengan improvisasi (tidak dengan menghafal). Bagi Ahza improvisasi tentu saja sulit.

Ku katakan pada Ahza: "Kalo' gak besok mama coba bilang sama panitianya supaya besok ahza dibolehkan membaca buku"
"Atau Ahza liatnya kelap kelip, Ma" Kata Ahza
" Kelap kelip?" Tanyaku (bintang kali kelap kelip)
"Iya, sebentar ahza liat buku trus sebentar sambil liat depan kayak abang baca puisi" Polos Ahza
"ooooo... hehehehe... selang seling maksudnya"
"iya, kelap kelip" Katanya lagi

Sampainya di Hermes Mall keesokan harinya, ketika acara belum dimulai, Ahza masih berusaha membaca sambil "kelap-kelip". Kutanyakan pada panitia, apa boleh Ahza bercerita sambil membaca. Untunglah boleh kata mereka. apalagi pesertanya tak banyak dan Ahza peserta yang terkecil (yang lain sudah SD).

Tapi karena waktu menunggu yang sangat lama, Ahza sempat ragu beberapa kali. Tapi ketika Acara akan segera dimulai, dia langsung mengabariku untuk tetap ikut. Bagiku, apapun pilihannya saat itu tak apalah. Lagian kalau anak kecil dipaksa untuk naik panggung padahal dia masih takut, ntar yang ada dia malah tambah takut.

Nama Ahza dipanggil sebagai peserta pertama. Dan..... Waaahhhhh... tak ada takut sama sekali. Walau tak selantang Hamdi dan gayanya lemah gemulai yang memang sewajarnya anak perempuan, tapi aku tetap takjub. Mic dipegang oleh kak MC (Liza fathariani, blogger aceh) selama Ahza membaca sampai akhirnya para panitia menyediakan tiang penyanggah untuk menggantikan tangan Liza. Pembacaan "kelap-kelip" seperti katanya pun tetap diusahakannya sampai di menit terakhir. :)

Beda dengan Ahza, tampil kali itu bukanlah yang pertama buat Hamdi. Tapi ke empat walau kali ini bukan puisi, melaikan bercerita. Salut juga buat hamdi.

*Sayangnya aku lupa mengambil gambar atau merekamnya :((

1 Komentar

  1. Keren ya hamdi.
    Abel pengen berguru baca puisi deh sama hamdi, hehee

    BalasHapus