Baiklah, jujur...jujur..jujur... ketika menulis ini perasaanku sedang kesal amat sangat tak terkira. Mau marah? Tak bisa. Apa sebab?
KIra-kira momen yang paling menyakitkan untuk para Blogger itu disaat bagaimana? Ya..ya… semua setuju, jika kita sudah punya keinginan kuat untuk menulis, lalu sudah menulis panjang lebar, tiba-tiba saja tulisan itu hilang dan tak kembali. Rasanya? Mau nangis darah kan. Begitulah keadaanku barusan. Pukul-pukul bantal, teriak "arggghhh gerrrrrrr" berulang kali, membuat bingung anak-anakku yang mengira aku kesurupan -_-


Well, ya begitulah pedihnya momen itu.
Tapi seberat apapun cobaan itu, hidup harus tetap berjalan kan. *labay dikit
Menyerah? Tidak! Ini buktinya aku membuat tulisan baru. Walau sama sekali bukan tulisan yang sama dengan tulisan yang hilang tadi, setidaknya malam ini aku harus posting…posting..ting..ting…ting..tong.
Sebenarnya sudah nulis apa sih tadi? Tentu, lebih berbobot tulisan tadi yangt berisi pengalamanku berbisnis selama 1 tahun di Depok-Jakarta ketimbang tulisan ini yang isinya adalah bahasan atas kekesalanku atas cobaanku barusan. *ufft
Okelah, kita lupakan tulisan tadi. Aku menulis tentang si Sulungku saja dulu ya. Hamdi namanya, yang baru-baru ini mengikuti lomba cipta dan baca puisi Tingkat SD-SMP se-kota Depok.
Awalnya, aku tidak tahu kalau Hamdi akan dikirim dari sekolahnya untuk mengikuti Lomba tersebut. Taunya ya disaat dia pulang membawa puisi ciptaannya yang dibuat di sekolah. Hamdi menunjukkannya padaku. Katanya puisi itu sudah dikirikan ke Panitia dan akan dibaca esoknya ketika lomba.
Aku datang mendampingi sampai giliran dia membaca. Hamdi mendapat Nomor urut 20. Peserta lain sebelum Hamdi juga banyak yang bagus. Untuk peserta yang tampil setelah Hamdi, aku tidak tau. Berhubung aku harus menjemput Ahza, adiknya, sedangkan pesertanya lebih dari 60 orang. Hamdi aku titipkan bersama guru pendamping.
Beginilah Hamdi pada saat lomba
Dua minggu berlalu menuju puncak acara dan pengumuman. Tepat 2 hari sebelum puncak acara, panitia menghubungiku. Katanya Hamdi masuk 3 besar, dan diharuskan datang esoknya untuk gladi bersih. Senang bukan kepalang. Aku beritahu berita ini ke Hamdi dan pihak sekolah. Walau belum tahu hamdi mendapatkan juara berapa, tapi 3 besar sudah ditangannya saja sudah membuat kami bersukur.
Ketika gladi bersih berlangsung, akhirnya aku tahu kalau dua finalis lainnya adalah siswa SMP. Berarti hanya Hamdi yang masih SD. Saat itu aku bilang ke Hamdi, "Hamdi, 3 besar ini udah hebat. Mama aja nggak nyangka karena lomba digabung dengan siswa SMP."
"Iya Ma, Dapat juara berapa pun Hamdi udah senang"
Penampilan Hamdi di acara puncak cukup membuat audience berkali-kali tepuk tangan. Senangnya, aku terharu. Walau ini bukan kali pertama Hamdi tampil membaca puisi, tapi tetap saja aku selalu suka melihatnya tampil.
Hamdi tidak pernah peduli, kalaupun ada yang mengatakan "membaca puisi tidak keren", "lomba puisi itu nggak ada penontonnya." Dan lain sebagainya. Baginya, jika dia suka, dia akan lakukan. Apalagi kali ini, disertai juga dengan menciptakan puisi sendiri.
Inilah Hamdi yang tampil lagi, serta piala dan hadiahnya


 

2 Komentar

  1. Hamdi sukses buatku nangis #hiks anak sd sudah sekeren itu baca puisinya (y)
    btw, tulisan ini juga berbobot kok mbak :) *Hamdi kereeeeeenn*

    BalasHapus